Suara Lantang, Hati Bergetar

Baujeng 4 Agustus 2025 — Suara lantunan ayat-ayat suci dan bait-bait Alfiyyah Ibnu Malik terdengar bergema di sudut ruangan Kampus 2 Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAI NU) Bangil. Hari ini, bukan hanya hafalan yang diuji. Tetapi juga ketenangan hati, kekuatan mental, dan keteguhan tekad mahasiswa beasiswa tahfidz Al-Qur’an dan Alfiyyah ibn malik dalam menempuh Ujian Tasmi’.

Beberapa maju dengan percaya diri, sebagian lain tampak gelisah. Satu per satu mereka duduk di hadapan penguji. Tanpa teks maupun catatan, Hanya mengandalkan daya ingat dan keikhlasan. Saat salah satu penguji tiba-tiba menyebutkan, “Bait ke-980, lanjutkan!”, seorang mahasiswa menarik napas panjang. Hening. Lalu suara lirih keluar, perlahan-lahan bait itu mengalir.

Ujian ini bukan hal baru di IAI NU Bangil, namun tiap pelaksanaan selalu meninggalkan kesan mendalam. Untuk kali ini ada yang berbeda karena ada salah satu mahasiswa yang mampu tasmi’ 30 juz dalam satu hari yaitu M Nabil. Banyak mahasiswa beasiswa tahfidz Al-Qur’an dan Alfiyyah ibn malik mempersiapkan diri berbulan-bulan. Menjaga hafalan di tengah jadwal kuliah dan amanah organisasi. Tak jarang mereka harus mengulang hafalan di malam hari, mengalahkan rasa kantuk dan lelah.

Satu mahasiswi terlihat menitikkan air mata setelah berhasil menyetorkan 5 juz tanpa kesalahan. Teman-temannya menyambutnya dengan pelukan. Bukan karena ia sempurna, tapi karena ia telah melewati proses yang tidak semua orang sanggup jalani.

Beberapa nama mahasiswa yg mengikuti ujian tasmi’ di semester ini diantaranya
1. muhammad nabyl (30 juz)
2. m. Faqihur Rosyad (5 juz)
3. ⁠ maulidia salsabila (10 juz)
4. bilqys avivatuzzahrah (10 juz)
5. Nurarum Sari (10 juz)
6. Fatimatuz Zahro ( 7 juz )
7. Siti faridah (10juz)
8. Nailul Izzah (5 juz)
9. Siti saluka (6juz)
10. Nur Mukhammad Amirul Falakh(bait 150-istighol)
11.hasby wafi (1002 Bait)
12. Abdul malikul mulki (6juz)
13.Muhammad Burhanuddin (5 juz)

Tasmi’ oleh Mahasiswa Tahfidz IAINU Bangil

Ada nilai yang tidak terlihat oleh mata: kesungguhan hati, rasa hormat pada ilmu, dan semangat menjaga tradisi pesantren di tengah kehidupan kampus modern. Ujian ini bukan sekadar formalitas dan totalitas belaka. Ia adalah bukti bahwa ilmu tak hanya ditulis, tapi juga dihafal, dihayati, dan diamalkan.

Sebelum pelaksanaan ujian tasmi’ di akhiri. salah satu kata mutiara yang menjadi pesan dari dosen kami yaitu Ibu Nadiyatul Uswatun Hasanah. M.Pd. sebagai pembina tahfidz berpesan pada para mahasiswa bahwasanya “jika Al-Qur’an yang di nomer satukan maka segalanya akan lancar gampang dengan sendirinya. Dan barang siapa bisa hafal sampai khatam Alfiyah Ibnu malik insyaallah akan di jaga hidupnya. Dan untuk semester selanjutnya lebih semangat lagi.
Kampus mungkin akan sepi kembali esok hari. Tapi gema tasmi’ hari ini akan tetap tinggal di dinding ruang ujian, di hati para penguji, dan lebih-lebih di sanubari para mahasiswa beasiswa tahfidz Al-Qur’an dan Alfiyyah ibn malik yang telah berjuang.

TAGS

CATEGORIES

Berita

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *